Tuesday, September 12, 2017

Lombok Dive Trip

Kementerian Pariwisata Indonesia menargetkan 20 Juta wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.  Salah satu tujuan wisata yang diunggulkan adalah Pulau Lombok.  Sebagai bagian dari provinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau Lombok diapit oleh Pulau Bali dan pulau Sumbawa.
Ketenaran pulau Lombok tidak kalah dengan Bali, atau destinasi wisata lainnya di Indonesia. Bahkan Pulau Lombok dijadikan salah satu setting untuk syuting dari Serial Drama TV Korea. Semenjak itu, wisatawan dari Korea Selatan pun melonjak, hingga sekarang telah dibuka penerbangan dari Seoul ke Lombok dengan transit Jakarta atau Bali.
Salah satu daya tarik Pulau Lombok adalah wisata budaya, kuliner, dan yang paling mengagumkan adalah wisata bawah air.

Dive Spot di Gili - Lombok

Untuk menikmati keindahan bawah laut dari Lombok, maka komunitas selam TRITON Dive mengunjungi Pulau Lombok, bertepatan pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72.  Anggota TRITON berasal dari berbagai kota, bahkan negara. Ada yang berasal dari Jakarta, Surabaya, Filipina dan Korea Selatan. Mereka menentukan titik kumpul di Bandara Internasional Lombok Praya.

Sebagian Peserta TRITON Lombok Dive Trip

Perjalanan darat selama sekitar 1 jam menuju Senggigi tidak terasa karena menikmati pemandangan yang indah, melalui pinggir pantai, dan juga melewati Kota Mataram. Trip kali ini memilih Pasific Beach Resort sebagai tempat menginap selama di Lombok, yang memiliki akses langsung ke pantai.








Setelah selesai cek in di Resort pada pukul 10.30, langsung bersiap beralih menuju ke Dive Operator Scuba Froggy yang tidak jauh dari Resort. Scuba Froggy adalah salah satu Dive Centre bertaraf internasional yang menyediakan segala fasliitas untuk kegiatan Scuba Diving dan Snorkling.

Dive 1 sebagai Check Dive,kami menyelami spot Kecinan karena dive spot ini berkontur slope. Check Divediperlukan salah satu syarat sebuah Dive Trip agar Guide mengetahui  sejauh mana skill yang dimiliki setiap diver, dan juga untuk memeriksa  keperluan setiap diver. Spot Kecinan bersifat Muck Dive. Disebut Muck Dive adalah spot dive yang merupakan lumpur (mudd) dan pasir. Untuk menyelam di Muck Dive diperlukan buoyancy yang baik agar tidak menghempaskan lumpur atau pasir di dasar sehingga tidak berhamburan. Dalam spot dive Kecinan yang bersifat Muck Dive ini, banyak ditemukan hewan – hewan kecil atau biasa disebut Macro, seperti Nudibranch, shrimp, dan juga Frog Fish.



Nudi Branch




Ghost Pipe Fish
Beruntung kali ini kami dapat juga menemukan Ghost Pipe Fish juga Kuda Laut yang berukuran cukup besar. Ghost Pipe Fish (Solenostomidae) yang kami temukan adalah jenis Harlequin Ghost Pipefish. Dengan bentuknya yang aneh, ikan ini menyamar sebagai tumbuhan untuk menangkap organisme – organisme kecil. Harlequin Ghost Pipefish dapat berkembang hingga maksimal 12 cm.

Dengan bantuan Guide lokal, Herman, kami juga dapat mengidentifikasi beberapa Glass Shrimpyang sedang berada di anemon. Udang yang kami jumpai ini bersimbiosis dengan anemon yang ada sebagai pembersih. Glass Shrimp ini memakan organisme kecil atau sisa organisme lain yang sudah mati. Karena badannya yang transparan, maka jika tidak jeli maka akan susah mengenali Glass Shrimp ini. Sedangkan Kuda Laut yang kami temui kali ini adalah Kuda Laut yang cukup besar. Jarang sekali kami menemui Kuda Laut dengan ukuran lebih dari 10cm. Apakah anda tahu, bahwa Kuda Laut adalah satu – satunya spesies yang jantan dapat hamil? 
Glass Shrimp

Kuda Laut termasuk spesies yang berada dalam status terancam, karena penangkapan yang berlebihan, karena Kuda Laut dimanfaatkan pada pengobatan tradisional Tiongkok.
Setelah dive 1, kami beristirahat sejenak di pantai selama 1 jam. Hal ini juga merupakan prosedur dalam kegiatan Scuba Diving, yaitu Surface Interval atau Jeda antara penyelaman.





Sea Horse

Dive 2 kami juga masih berada di sekitar Kecinan, namun menuju arah yang berbeda. Kali ini kami menemui arus yang sedikit kuat. Mungkin karena memang waktu sudah siang sehingga air yang mulai surut menimbulkan arus. Masih bersifat Muck Dive, di spot ini kami menemukan beberapa jenis Nudibranchatau yang biasa disebut kelinci laut. Nudi, berbentuk seperti lintah namun tidak berbahaya. Sebagai mekanisme pertahanan, Nudi mengeluarkan asam dari kulitnya. Warna nya yang berwarna-warni membuatnya terhindar dari pemangsa, namun justru warna nya itulah yang membuat Nudibranch sangat menarik bagi manusia. Terdapat 2.300 jenis spesies dari Nudibranch di dunia ini.
Frog fish juga dapat dijumpai di spot Kecinan, namun memang jumlahnya tidak banyak dan kita harus dapat jeli untuk melihatnya. Bentuk dan warnanya yang menyatu dengan karang membuat Frogfish sulit diidentifikasi bagi yang jarang melihatnya. Frogfish biasanya berada di kedalaman antara 20 – 100m. Bentuk dan warna nya yang menyatu dengan karang itulah sebagai kamuflase saat ada pemangsa di dekatnya.
Sekitar 40 menit kami menyelam di Dive ke-2 ini, sehingga hari sudah semakin sore. Kami pun menyudahi penyelaman kami hari ini.


Frog Fish

Setelah berkemas dan membersihkan diri, kami menuju Ocean Blue. Sebuah Restoran seafood yang berada di pinggir pantai. Layout restoran ini mengingatkan kami dengan jajaran rumah makan di Jimbaran – bali.
Hari ke 2 kami berencana untuk melakukan 3x dive, maka dari itu kami membawa bekal makan siang untuk disantap di kapal. Hal ini untuk menghemat waktu agar tidak terlalu sore saat dive ke 3. Dive ke 3 dan ke 4 dipilih Harlik Reef sebagai Spot Dive.  Sisa – sisa kehancuran terumbu karang masih banyak terlihat di sini. Kehancuran yang diakibatkan oleh penagkapan ikan dengan menggunakan bom, sangat merusak ekosistem. Namun, sekarang sudah tidak ada lagi penangkapan ikan dengan bom. Bahkan di Gili Trawangan sudah menjadi salah satu penangkaran Penyu.

Maka dari itu, di Harlik Reef yang berada diantara Gili Trawangan dan Gili Air, banyak ditemukan Penyu. Bentuk yang besar dan gerakan yang lamban, membuat Penyu nampak sangat indah dan anggun. Selain Penyu, Hiu juga dapat banyak ditemukan di sini. Hiu yang ada adalah jenis White Tip Shark, bukan jenis yang ganas. Ukurannya pun tidak terlalu besar. White Tip yang kami temui kali ini berukuran 1 – 2 meter saja. Biasanya Hiu – hiu ini bersembunyi di karang – karang besar.


Coral di Harlik Reef

Setelah makan siang yang juga sebagai Surface Interval, kami  melakukan penyelaman ke 5 di Meno Wall. Sesuai namanya, Spot ini berada di Gili Meno. Sedangkan sebutan Wall, karena rute spot ini menelusuri dinding pulau. Kami membatasi kedalaman penyelaman hingga 25m saja. Soft coral yang tumbuh disini termasuk subur, besarnya bisa mencapat 2m. Ikan – ikan kecil  lain yang biasa ditemui, seperti Blue Tang, Clown Fish (Nemo), atau Angel Fish, juga banyak sekali ditemui di hampir semua spot dive di Lombok.
Cukup 3x dive di hari kedua ini. Kami pun kembali ke hotel dan malam ini memilih untuk menikmati masakah Korea, karena salah satu rombongan kami yang berasal dari Korea ingin menunjukkan masakan – masakan dari negara asalnya.

Meno Wall
Hari ke 3 kami memutuskan untuk cukup 2x dive saja, karena kami ingin dapat menikmati makan siang di Gili Trawangan. Dive ke 6, spot Secret Garden menjadi pilihan. Entah mengapa disebut Secret, padahal sudah tidak rahasia lagi mengenai keindahan bawah laut di Lombok ini. Tapi memang begitu banyak keindahan yang dapat ditemui, dan hanya dapat dinikmati dengan Scuba Diving. Secret garden menyimpan banyak pesona seperti Terumbu Karang yang mulai subur, penyu berkeliaran, ikan – ikan kecil, dan juga Hiu. Kami dapat menjumpai Blue dan Yellow Ribbon Eel di sini. Ribbon Eel adalah belut laut. Hewan hemaprodyte ini bersembunyi disela- sela karang, membuka mulutnya untuk menakut-nakuti. Namun, karena warnanya yang indah dan gemulai gerakannya justru menarik untuk dilihat.

Setelah menikmati keramaian di Gili Trawangan sambil menikmati makan siang, kami pun melanjutkan dive terkahir kami di Meno Slope. Masih di sekitar Gili Meno, dive spot ini berkontur Slope alias landai. Meski landai, kami merasakan arus yang cukup kuat disini. Namun, dengan adanya arus maka kami tidak perlu lagi bersusah payah mengayunkan fin. Kesulitannya adalah saat kami ingin melihat lebih lama di sebuah obyek, maka kami harus memilih karang yang kuat untuk menempatkan hook agar tidak terbawa arus. Kekompakan grup, buddy system, dan dive plan yang baik sangat diperlukan untuk setiap penyelaman terutama di tempat yang berarus.

Dive with Turtle

Salah satu yang mencuri perhatian adalah dengan adanya Leaf Scorpionfish. Bentuknya yang seperti daun, melambai – lambai gemulai diterjang arus. Namun hati – hati, meski racunnya tidak sekuat Scorpion Fish, tetap saja menyakitkan jika terkena sengatnya.
Tidak sengaja ada Ular Laut yang melewati kami. Meski Ular Laut adalah hewan paling berbisa di dunia ini, namun Ular Laut tidak agresif. Maka jika bertemu, usahakan tidak mengganggu atau sebbisa mungkin menjauh.

Muck Dive, arus cukup kuat, wall, slope, dan juga ular laut membuat dive trip TRITON kali ini sangat lengkap. 


Artikel ini telah muat juga di Koran Jakarta