Fyuuh..kalau sudah bicara tentang listrik, pasti langsung terbayang PLN. Tarif
yang selalu naik, suka mati seenaknya, dan permasalahan – permasalahan lain yang
sering kali kita dengar atau alami sendiri.
Perusahaan Listrik Negara, sebagai pemasok utama listrik di
negara ini pun sering kali mengeluh. Rugi lah, banyak biaya lah, dan lain
sebagainya. Produsen dan konsumen sama – sama mengeluh. Kalau sudah demikian,
bagaimana ketersediaan listrik yang sudah menjadi kebutuhan utama dalam hidup
kita sehari – hari ini?
Pembangkit Listrik yang paling banyak adalah menggunakan batu
bara, sumber energi fosil yang tak terbarukan (atau paling tidak ribuan tahun
baru bisa terbarukan). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) masih kurang
efektif, karena banyak faktor, terutama lingkungan. Belum lagi masalah
infrastruktur. Masih banyak saudara – saudara kita yang belum bisa menikmati
listrik, eeh...pasokan minyak dan batu bara sudah menipis.
Di luar berbagai permasalahan yang ada, kita juga memiliki
klewajiban untuk mengubah pola hidup yang selama ini sudah didengungkan oleh
berbagai pihak termasuk pemerintah.
Penggunaan
listrik dari PLN yang seperti sekarang ini menelan biaya yang besar,
terutama untuk infrastruktur distribusinya. Pemasangan kabel,
penggalian, juga pembangunan tower - tower listrik yang membutuhkan
lahan besar. Belum lagi kerugian - kerugian yang ditimbulkan, seperti
radiasi listrik di udara (sebutan tepatnya saya kurang paham).
Belum lagi pemanfaatan tower listrik yang tidak semestinya...
Pemanfaatan tower listrik yang tidak semestinya |
hehehe... semoga anda tidak meniru ya...
:D
Oke, kita lanjut lagi....
Hemat Listrik.
Mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, mengatur
waktu – waktu penggunaan listrik, dan lain sebagainya, menjadi salah satu
langkah baik dalam melakukan penghematan listrik. Pola hidup kita yang sudah
sangat tergantung dengan peralatan bertenaga listrik juga tidak dapat
dihindarkan. Lampu, Kulkas, TV, AC hingga handphone atau gadget sudah menjadi
kebutuhan primer. Dengan demikian untuk sebagian besar orang mungkin sudah
sangat sulit untuk menghindarkan pemakaian listrik.
Namun kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang
sudah menyediakan peralatan hemat listrik. Produsen Kulkas, TV, AC, dan lainnya
juga sudah memberikan pilihan dengan konsumsi daya listrik yang lebih rendah.
Selain itu, kita juga sudah dapat menggunakan sumber listrik
lain yang gratis! Ya..GRATIS!
Diberikan langsung oleh Tuhan, dan selama ini mungkin kita
tidak menyadarinya. Sinar matahari dan Angin. Mungkin anda sudah sering
mendengar adanya Sollar Cell atau Panel Surya. Sebuah teknologi yang dapat
mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga listrik. Sedangkan untuk Tenaga
Angin, pasti kita sudah sering melihat icon dari Negeri Belanda yaitu Kincir
Angin. Sebenarnya Kincir Angin yang menjadi icin negara Belanda tersebut untuk
kepentingan penggilingan. Namun perkembangan teknologi sudah dapat mengalihkan
tenaga angin menjadi tenaga listrik.
Namun tenaga Angin hanya dapat diaplikasikan di tempat –
tempat tertentu. Sedangkan untuk Tenaga Surya, tentunya seluruh bagian di Bumi
ini mendapatkan tenaga matahari, karena cahaya matahari adalah salah satu
sumber kehidupan.
Aplikasi tenaga surya menjadi tenaga listrik sebenarnya
sudah lama didapat. Sudah banyak kita temui pemanas air dengan tenaga surya.
Lomba – lomba kendaraan bertenaga surya juga sudah sering dimenangkan oleh
Indonesia di kancah internasional. Bahkan kita tentu pernah lihat kalkulator
dengan menggunakan tenaga cahaya.
Maka dari itu, alangkah baiknya jika teknologi Tenaga Surya
ini dapat menggantikan seluruh kebutuhan kita akan listrik. Di luar negeri,
sudah banyak dapat ditemui rumah yang menggunakan Panel Surya untuk memenuhi
kebutuhan listriknya. Mungkin belum 100% kebutuhannya terpenuhi, namun paling
tidak lebih dari 50% daya listrik yang diserap oleh rumah tangga tersebut dipenuhi
oleh Panel Surya.
Mengapa Pemerintah Indonesia belum memikirkan alih teknologi
itu ke Tenaga Surya? Saya sebagai orang awam mungkin tidak mengetahui rencana
pemerintah. Namun sejauh yang saya perhatikan, belum ada kebijakan dari Pemerintah
yang mengatur ke arah sana. Masih berkutat mengenai pemenuhan pasokan Batu Bara
ke PLTU.
Daripada menunggu pemerintah yang sibuk sendiri dengan
urusannya, kita sebagai masyarakat tentunya tidak dapat berdiam diri melihat
bumi kita hancur perlahan karena polusi dan keterbatasan energi, serta pola
hidup kita sendiri.
Apapun dapat kita
lakukan demi bumi kita. Hal sekecil apapun pasti akan berpengaruh.