Saya percaya sebagian besar dari anda setuju bahwa kita harus menjaga lingkungan, agar bersih, agar sehat, agar seimbang, agar...agar...agar... yang pada intinya semua "agar-agar" (bukan puding lho...) tadi adalah bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan menjadi salah satu penyebab terjadinya berbagai kerusakan alam, bencana, dan juga munculnya penyakit - penyakit baru. Jangan salah, rentannya daya tahan tubuh manusia modern juga adalah juga akibat dari ketidak-seimbangan lingkungan kita ini. Belum lagi bicara tentang pengolahan sampah yang masih terbilang buruk di Indonesia ini. Negara kita ini menghasilkan 625 Juta liter sampah setiap harinya !
Banyak yang bisa kita lakukan dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan. Tidak harus menjadi relawan WWF, Green Peace, atau organisasi pecinta lingkungan. Jika memang mampu untuk bergabung dengan organisasi tersebut, tentu akan sangat lebih baik. Tapi tidak semua dari kita memiliki kemampuan dan kesempatan itu. Namun semua dari kita mampu dan memiliki kesempatan untuk tetap menjaga lingkungan dengan cara kita masing - masing.
Re-Think, Reduce, Re-Use, dan Recycle.
Empat hal tersebut menjadi kunci utama. Namun perlahan, kita hendaknya mampu melakukan minimal salah satu dari 4 kunci tersebut. Sekali lagi, tidak harus melakukan ke-4 kunci itu, namun mulai dari salah satu atau hal kecil yang dilakukan secara berkesinambungan lebih bermanfaat daripada tidak melakukan apa pun.
Re-Use...
Pemanfaatan barang bekas atau penggunaan kembali. Itulah yang saya bahas kali ini. karena hal itu yang bisa dilakukan sedini mungkin. Mencoba mengurangi pembelian barang baru merupakan salah satu langkahnya. Yang terpenting dari langkah ini tentunya dengan tidak mengesampingkan faktor kesehatan atau kebersihan.
Bayangkan jika semua orang ber-gaya hidup "baru" semua. Tidak ada pemulung. Tidak ada pasar loak. Tidak ada toko barang bekas. Semua barang langsung dibuang. Bayangkan berapa milyar ton sampah memenuhi bumi kita ini?
Coba anda lihat di gudang anda, dapur, lemari pakaian, atau tempat - tempat penyimpanan di rumah anda. Berapa banyak barang yang sudah tidak digunakan lagi. Berapa banyak barang yang terbengkalai, termakan usia, belum lagi menjadi sarang tikus dan menjadi pencetus penyakit.
Coba pikirkan, apakah ada orang yang kira - kira mau menggunakan barang - barang gudang tersebut?
"ah...mana mau orang pakai barang seperti ini?"
"saya sudah gak pakai barang yang model begini, kuno..."
"saya ga mau ah, pake baju ini lagi..."
"wah..baju ini sudah sempit"
"lha..anakku sudah gak main mainan yang seperti ini lagi..."
"Barang sudah bulukan begini, mana ada yang mau?"
dan sebagainya....
Pernyataan itu hanya akan tetap tersimpan dalam benak anda, sama seperti barang tersebut yang terbengkalai dalam gudang.
Bagaimana jika kita melakukan sedikit usaha untuk mencari jawabannya?
Ada banyak cara untuk menjawab pertanyaan tadi. Jika kita sudah tidak mau menggunakan lagi barang gudang tersebut, mungkin ada orang lain yang mau...bahkan membutuhkannya. Kita tidak akan mengira....
- Menyumbangkan kepada orang lain (kerabat, panti asuhan, fakir miskin, dll) menjadi salah satu pilihan mulia.
- Menjualnya sendiri langsung ke peminat
- Menjualnya di pasar loak atau ke bank sampah
- Menitipkan ke Pasar Barang Bekas
Untuk anda yang tidak memiliki akses ke berbagai hal tersebut, paling cepat dan mudah adalah dengan menitipkannya ke Pasar Barang Bekas. Tinggal antar barang ke panitia, daftarkan barang, lalu tunggu kabar dari panitia. Memang hasil penjualan akan dipotong sekian persen, tentunya sebagai upah penjualan. Namun yang terpenting dari itu adalah tujuan dari langkah Re-Use telah tercapai, gudang tidak lagi penuh, dan kita masih mendapatkan hasil penjualan.
Hal yang saya ungkapkan di sini hanya sebagian yang sangat kecil dari langkah menjaga pelestarian lingkungan. Namun sekali lagi saya tegaskan, bahwa sekecil apapun langkah itu, akan tetap memberikan manfaat daripada tidak melakukan apa - apa.
No comments:
Post a Comment